Oleh: Winarto
Setiap manusia memiliki takdir kematian yang tidak mengenal usia muda ataupun tua. Tidak pula mengenal jenis kelamin baik perempuan atau laki-laki.Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al Ankabut ayat 57, Allah SWT telah berfirman dengan jelas dan tegas:
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
Artinya: "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan". (QS Al Ankabut:57).
Atas dasar hal tersebut, maka kita seharusnya selalu sadar bahwa kematian merupakan suatu yang pasti, yang tentunya kita tidak tahu kapan akan datang. Untuk itu kita harus selalu mempersiapkan diri dengan amal kebaikan dan menghindari dosa. Bagaimana caranya? Ya... dengan tidak lagi menunda-nunda amal kebaikan ataupun amal sholih. Tedapat lima amalan yang tidak boleh ditunda dalam pengerjaannya berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abu Dawud.
Pertama, Mengerjakan Sholat bila sudah tiba Waktunya. Sholat merupakan tiang agama. Ash-sholatu 'ala waqtiha" (sholat pada waktunya) sebagai salah satu amalan yang paling dicintai Allah SWT. Namun dalam kenyataannya kita masih sering lalai, menunda nunda ibadah sholat hanya karena disibukkan oleh urusan dunia. Padahal sholat merupakan ibadah yang paling utama. Sebelum terlambat, maka segera kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga kita untuk sholat tepat pada waktunya. Di dalam Al Qur'an juga disebutkan:
إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا
“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An Nisaa : 103).
Kedua, Mengurus Jenazah. Kewajiban kita terhadap saudara muslim yang telah meninggal ada empat, yakni: memandikan, mengafani, mensholatkan dan menguburkan. Oleh karena itu apabila terdapat saudara kita yang meninggal segera lakukan kewajiban tersebut.
Ketiga, Menikah. Keutamaan menikah dalam Islam bukan hanya untuk menjauhkan seorang muslim dari perbuatan maksiat saja. Menikah juga menjadi pembuka kesempatan untuk mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT dan beribadah lebih banyak kepadaNya. Rasulullah SAW dalam sebuah hadis bersabda:
"Wahai para pemuda, jika kalian telah mampu, maka menikahlah. Sungguh menikah itu lebih menentramkan mata dan kelamin. Bagi yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa bisa menjadi tameng baginya." (HR. Bukhari No. 4779).
Oleh karena itu apabila kita atau anak kita telah menemukan pasangan yang sekufu, berusia baligh, cukup mapan, dan segala syarat syari telah terpenuhi, maka mesti segera menikah. Penundaan pernikahan memiliki potensi yang kurang baik sehingga harus disegerakan
Keempat, Mendapatkan Kesempatan Berbuat Baik. Kesempatan tidak datang dua kali, oleh karena itu kita harus sadar apabila kita diberikan kesempatan untuk berbuat baik, beramal sholih, maka jangan kita sia-siakan. Segera kita lakukan. Ingat ada dua kenikmatan yang sering dilupakan manusia, yakni nikmat sehat dan nikmat sempat. So...mau apa lagi... go on..segera lakukan !!!
Kelima, Taubat. Manusia merupakan makhluk yang tidak lepas dari salah dan dosa. Namun demikian apabila kita telah berbuat salah dan dosa, maka jangan ditunda-tunda untuk bertaubat, mohon ampunan dari Alloh SWT. Lalu apa hakikat dari taubat itu sendiri?
Hakikat taubat yaitu perasaan hati yang menyesali perbuatan maksiat yang sudah terjadi, lalu mengarahkan hati kepada Allâh Azza wa Jalla pada sisa usianya serta menahan diri dari dosa. Melakukan amal shaleh dan meninggalkan larangan adalah wujud nyata dari taubat. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allâh. Sesungguhnya Allâh mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Az-Zumar/39:53]
Barangsiapa bertaubat dan meminta ampun, Allâh Azza wa Jalla akan menerima taubatnya. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allâh, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allâh? [Ali Imran / 3: 135]
Semoga bermanfaat!!!
Related Post:
Mantab, sangat bermanfaat! 👍
BalasHapus