Oleh: Winarto
Sabar secara etimologi berasal dari bahas Arab, yaitu sabara-yasbirusabran yang artinya menahan. Bersikap sabar yang artinya mengendalikan diri untuk dapat bersikap dengan tenang, baik pikiran perkataan, perasaan maupun perbuatan. Sabar juga dapat dimkanai dengan kemampuan seseorang untuk dapat mengendalikan emosi dengan baik. Sabar merupakan sikap yang harus ditanamkan sejak dini agar kita selamat di dunia dan di akhirat.
Dalam perkembangan kehidupan yang semakin kompleks dan persaingan hidup ynag semakin ketat, bukan tidak mungkin kesabaran seseorang akan mudah terkikis. Selain itu kondisi lingkungan yang kurang mndukung baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja dapat menyebabkan sikap sabar seseorang menjadi berkurang, bahkan sirna dari dirinya. Tentunya ini merupakan musibah terbesar pada umat manusia. Padahal di dalam Al Quran telah disebutkan:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٣
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (Q.S Al Baqoroh: 153)
Selain hal tersebut dalam Surat Al Imron ayat 200 juga disebutkan:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱصۡبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٢٠٠
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung
Pada hakikatnya sabar itu berada dalam tiga keadaan.
Pertama, sabar dalam melakukan kebaikan dan ketaatan. Sabar jenis ini merupakan perkara yang sulit. Betapa tidak, dalam hal ketaatan ini kita dihadapkan banyak tantangan yang tidak ringan, baik tantangan yang datang dari diri kita maupun dari orang lain. Terlebih di jaman yang serba modern seperti sekarang ini, dimana menjalankan perintah Alloh SWT menjadi sesuatu yang dianggap asing. Untuk hal tersebut maka sabar dalam melakukan kebaikan dan ketaatan harus selalu dilatih dan dibiasakan. Tantangan utama kesabaran daari dalam diri kita diantaranya adalah munculnya rasa malas untuk tetap taat menjalankan perintah Allah Ta'ala. Sementara itu tantangan dari luar diri kita (tantangan eksternal) adalah munculnya godaan dan gangguan agar kita tidak taat baik darilingkungan keluarga masyarakat atau dunia tempat kita bekerja.
Kedua, sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Kemaksiatan merupakan sesuatu yang dilarang dalam kehidupan beragama, karena kemaksiatan akan menyebabkan kehidupan kita menjadi tidak tentram baik di dunia maupun di akhirat. Perlu niat yang kuat dan perjuangan yang sungguh-sungguh agar kita terhindar dari kemaksiatan. Dan untuk hal tersebut tidaklah mudah. Kita perlu melatih kesabaran jenis ini agar tetap teguh dan berdiri kokoh dalam menjalankan ketaataan sehingga tidak akan mudah terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan. Bagaimana caranya ? biasakan kita selalu berfikir dan bertindak produktif. Memiliki prinsip hidup yang kuat. Selain hal tersebut kita juga harus menghindari lingkungan yang menyebabkan kita untuk berbuat maksiat.
Ketiga, sabar dalam menerima takdir dan ketetapan yang telah Allah Ta'ala berikan. Nah, hal yang satu inilah yang sering kali dipungkiri oleh sebagian orang. Perlu kita pahami bahwa takdir Allah itu ada dua macam, yaitu takdir yang menyenangkan dan takdir yang TIDAK Menyenangkan. Untuk takdir Allah yang menyenangkan, maka hendaknya seseorang untuk bersyukur. Wujud syukur di sini tentunya dengan menjalankan kepatuhan dan ketaatan kepada Alloh dan menjahui semua larangan-Nya.untuk menjalankan hal ini pun diperlukan kesabaran yang kuat. Sebaliknya takdir Allah yang dirasa pahit atau TIDAK menyenangkan pun juga harus disikapi dengan kesabaran pula.
Takdir yang TIDAK menyenangkan ini misalnya seseorang mendapat musibah seperti sedang ditimpa penyakit, gagal dalam suatu usaha, kehilangan harta atau kehilangan salah seorang kerabat dan lain sebagianya. Maka semua itu memerlukan kesabaran dalam menghadapi kenyataan yang ada..
Kebanyakan dari kita ketika tertimpa musibah akan mengeluh dan mulai menyalahkan takdir yang Allah Ta'ala berikan. Padahal dengan kita bersabar atas ujian yang Allah berikan maka Allah akan memberikan ganjaran sebagaimana kesabaran yang kita lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar