Oleh:
Winarto.
Salah satu tujuan hidup manusia adl
meraih kemulian di hadapan Alloh. Mulia tidaknya bkn ditentukan oleh banyaknya harta,
tingginya kedudukan pangkat, golongan dan lain-lain, tetapi derajat kemulian
manusia ditentukan oleh seberapa besar kadar ketaqwaan kita kepada ALloh SWT. Sementara
itu kadar ketaqwaan kita sangat ditentukan oleh bagaimana kondisi hati kita. Karena
kita tahu, bahwa sikap dan perilaku kita sebagai manusia adalah cerminan dari siapakah
diri kita sebenarnya, dan itu semua bersumber dari hati kita. Dalam Islam, hati
seseorang dianggap sebagai penentu sifat, baik buruknya seseorang.
Dalam bahasa Arab, hati disebut
dengan Qalbu. Hati memiliki peran penting pada akhlak seseorang karena
merupakan tempat lahirnya perasaan. Di dalam Islam sendiri hati manusia
dibagi menjadi 3 golongan:
1. Hati
yang bersih (Qolbun salim):
hati yang selalu taat, bersyukur, tunduk dan patuh kepada Alloh. Amalannya
penuh dengan keikhlasan dalam beribadah. Ini jenis hati yang selamat dan
bersih. Apapun problem atau masalahnya dia tetap tenang dan anteng saja. Dari
Shuhaib, ia berkata, Rasulullaah SAW bersabda: "Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik.
Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang Mukmin. Jika mendapatkan kesenangan,
maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia
bersabar. Itu pun baik baginya." (HR. Muslim)
2. Hati
yang mati (Qolbun Mayyit):
hati yang selalu ingkar, kufur, menolak kebenaran. Amalan kehidupannya penuh
dengan dosa dan maksiat. Allah Ta'ala berfirman: "Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan
yang benar)." (QS Al-Baqarah: 18). Hati yang mati ini selalu
menuruti keinginan nafsu dan kesenangan dirinya. Hawa nafsu menjadi
pemimpinnya, syahwat sebagai komandannya, kebodohan adalah sopirnya, kelalaian
adalah kendaraannya. Ia terbuai dengan pikiran untuk mendapatkan tujuan-tujuan
duniawi, mabuk oleh hawa nafsu dan kesenangan semu
3. Hati
yang sakit (Qolbun Maridh):
hati yang kurang menentu, kadang taat dan patuh, kadang kurang taat, malas
beribadah, bahkan ingkar pada aturan Alloh. Amalannya tidak menentu, tergantung
pada mood nya. Ia memiliki dua unsur yang saling tarik-menarik. Ketika ia
berhasil memenangkan pertarungan itu, berarti di dalam hatinya sedang ada rasa
cinta kepada Allâh, keimanan, keikhlasan dan tawakal kepada-Nya. Itulah nutrisi
kehidupan hati. Di dalam hati yang sakit juga ada kecintaan kepada nafsu,
keinginan dan usaha keras untuk mendapatkannya, dengki, takabbur, bangga diri,
cinta jabatan dan membuat kerusakan di bumi. Inilah unsur yang menghancurkan
dan membinasakan hati. Ia diuji oleh dua penyeru, yang satu menyeru kepada
Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya serta hari akhirat, sedang yang lain menyeru
kepada kenikmatan sesaat. Dan ia akan memenuhi salah satu di antara yang paling
dekat dari dirinya:
Sebagai manusia awam …kita bisa masuk
dalam golongan hati yg sakit. Dan hal
itu adalah wajar …karena sebagai manusia kita memang tidak bisa lepas dari
salah dan dosa. Yang paling penting adalah ada ittikat untuk membenahi diri dan
bertaubat dan tidak mengulangi kembali dosa-dosa yang telah kita lakukan.
Pada dasarnya manusia sebagai makluk
yang sempurna memiliki semua sifat makluk Alloh, dalam diri manusia ada sifat
malaikat (taat, tunduk, patuh, kasih sayang), ada sifat iblis/syaiton (ingkar,
beringas), ada sifat hewani (serakah, tamak). Semua tumbuh sesuai dengan
lingkungannya. Semua sifat tersebut tergantung bagaimana kita mengelolanya. Untuk
hal tersebut maka manusia butuh kehadiran agama, sebagai aspek atau pedoman
manusia dalam melangkah dan bertindak. Hal tersebut sesuai dengan firman Alloh:
قَدۡ أَفۡلَحَ مَن زَكَّىٰهَا ٩ وَقَدۡ خَابَ
مَن دَسَّىٰهَا ١٠
sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. dan sesungguhnya merugilah orang
yang mengotorinya. Asy Syams (9-10).
siapa orang yang suka mensucikan
hatinya itu? Mereka lah orang-orang yang yang selalu sadar akan dosa-dosa yang
telah dilakukannya dan kembali kepada jalan Alloh. Mereka lah orang-orang yang
selalui rajin dan taat beribadah mengharap ridho Alloh SWT, insan yang yang
selalu memperbaiki akhlaqnya, menebarkan kebaikan kepada seluruh makhluk yang
ada di bumi ini. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu dan kesempatan untuk senantiasa
memperbaiki diri, sehingga menjadi insan yang lebih baik.
Sebaliknya jiwa yang kotor atau hati
yang gelap adalah buah dari kesombangan diri. Cirinya adalah menolak kebenaran,
acuh terhadap ajaran agama, dan menganggap agama sebagai racun atau penghalang
kesukesan. Geljala lain yang muncul dari hati yang kotor ini adalah adanya kecenderungan
untuk malas beribadah bahkan meninggalkannya, gemar dan ketagihan dalama kemaksiatan,
Oleh karena itu salah satu ibbrah
atau pelajaran dari ibadah puasa ini adalah sebagai sarana untuk pembinaan jiwa
manusia agar hati manusia kembali kepada kesucian sesuai dengan fitrahnya. Kita
memang harus menyadari bahwa kita selalu dilingkupi oleh banyak tantangan dan
godaan yang menyebabkan hati hati kita menjadi sakit, atau bahkan menjadi hati
yang mati.
Apakah kita sudah terlambat..????
tentunya beluum, selama nafas masih berada di kerongkongan, kesempatan masih
sangat terbuka lebar. Marilah kita untuk meluruskan niat kit kembali…NIAT hanya
mengharap RIDHO ALLOH…bukan RIDHO pada MAKHLUK… dan menjalankan sesuai dengan apa
yang diperintahkan dan tentunya menjahui semua yang dilarangnya.
Masalahnya: bagaimana hati yang
bersih TETAP bersih dengan beristiqomah dalam beribadah. Tantangan: banyak
gangguan dan godaaan dalam perjalan hidup.
Resep: kembali kepada ISLAM secara
KAFFAH. Alloh berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ
كَآفَّةٗ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ
مُّبِينٞ ٢٠٨
Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam scr Kaffah (keseluruhan), dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
(Q.S. Al Baqoroh:2 (208)
Islam harus mampu dihadirkan secara
nyata dalam semua aspek kehidupan sehari-hari. Islam bukan hanya sekedar label,
namun harus benar-benar mewarnai dan menjadi barometer pokok dalam kehidupan. Dalam
situasi terten tidak perlu menampilkan ISLM dengan bendera yang nyata cukup
dengan NILAI_NILAI Islam yang disipkan dalam setiap apek kehidupan, sudah
merupakan terobosan yang kuat untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam
kehidupan
Masjid harus dimakmurkan dengan
berbagai aktivitas kegiatan yang positif bermakna bagi ummat. Kondisi riel
masjid kita sudah mulai sepi dan lemah kegiatan, tentunya ini menjadi preseden
buruk bagi generasi penerus kita. Generasi muda harus segera bangkit. Pantang
menyerah, pantang putus asa.
Selain hal tersebut kita harus sadar
dan segera menghidari jebakan-jebakan syetan yang menyebabkan kita sesat, jauh
dari nilai-nilai agama. Jebakan2x syetan yang menyebabkan ummat Islam berpaling
dari ajarannya diantaranya: Fun (hiburan), Free Sex (Pergaulan Bebas) dan Fashion (pakaian/mode)
Selamat
berjuang…Selamat Berkarya…Menuju Masa Depan yang lebih baik…!!!!
Semoga
bermanfaat…!!!!
Referensi:
almanhaj.or.id
kalam.sindonews.com
Referensi:
almanhaj.or.id
kalam.sindonews.com
Related Posted:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar