Virus Corona adalah virus yang menyerang sistem
pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut
COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan
pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian. Infeksi virus Corona
atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit
tenggorokan, dan sakit kepala; atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat,
seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri
dada. Data terakhir Jumat 8 Mei 2020 menunjukkan total kasus positif
COVID-19 di Indonesia sebanyak 9645 kasus, sementara 2381 orang sembuh dan 930 meninggal dunia
Bagaimana umat Islam memahami terhadap
musibah tersebut?
Pertama, selalu
berdoa dan mohon pertolongan dari Alloh SWT. Kita
wajib memahami dan meyakini bahwa musibah wabah penyakit yang sedang menggejala
dan menyebar ini adalah sebagai UJian dari Alloh SWT. Musibah bisa disebut
sebagai ujian manakala orang atau masyarakat yang tertimpa musibah adalah
mereka yang baik, shaleh atau taat kepada Allah swt, hal ini dinyatakan dalam
firman Allah swt:
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم
بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ
وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٥ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ
إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ ١٥٦ أُوْلَٰٓئِكَ عَلَيۡهِمۡ صَلَوَٰتٞ مِّن رَّبِّهِمۡ
وَرَحۡمَةٞۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ ١٥٧
Sungguh, Kami akan menguji kamu berupa
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Sesungguhnya Kami adalah
milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya”. Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk (QS Al Baqarah [2]:155-157).
كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ
وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَيۡرِ فِتۡنَةٗۖ وَإِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ ٣٥
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
ujian/cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu
dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa’ [21]: 35).
Lebih lanjut sikap terbaik menghadapi ujian berupa serangan virus korona
itu yakni:
Kedua , berikhtiar menghindarinya dengan memperhatikan hukum kausalitas Sunnatullah. Artinya
suatu akibat pasti ada penyebanya. Dalam hal ini maka ada bebrapa bentuk ikhtiar kita dalam mengurangi dan
mengatasi penyebaran penyakit ini adalah :
1.
Menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Kesadaran hidup
bersih dan sehat perlu kita tingkatkan. Melalui pola hidup bersih dan sehat,
maka daya imunitas kita akan tinggi. Daya imun yang tinggi akan menyebabkan
penyakit tidak mudah menyerang, karena pertahana diri kita kuat. Bagaimana pola
hidup yang sehat dan bersih itu? Makan makanan yang bergizi (tidak harus mhal)
buah dan sayur, istirahat yang cukup, olah raga teratur. Selain hal tersebut,
kita harus mencuci tangan ketika akan makan atau minum atau baru datang dari
bepergian. Maka marilah kita untuk meningkatkan pola hidup bersih dan sehat:
Seorang mukmin yang kuat (fisik, mental,
jiwa, dan raga) lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin
yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR Muslim).
2.
Menjaga jarak (social Distancing)
Virus akan
menyebar melalui sentuhan atau udara lewat pernafasan. Maka sebaiknya kita
harus selalu menjaga jarak aman, agar tidak mudah terpapar virus. Ketika
seseorang batuk atau bersin, mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil
(droplet) dari hidung atau mulut mereka yang mungkin mengandung virus. Jika kita
terlalu dekat, kita bisa menghirup tetesan air tersebut, termasuk virus corona
COVID-19 jika orang tersebut positif
COVID-19, sehingga kita akan menjadi tertular.
3.
Karantina Diri (lockdown)
Untuk
sementara waktu hindari kerumunan, karena hal tersebut sangat rentan dalam
penyebaran virus. Dalam sejarah, wabah penyakit menular sudah terjadi pada masa
Rasulullah SAW. Wabah tersebut adalah kusta yang menular dan mematikan dan
belum ada obatnya. Untuk mengatasi wabah tersebut salah satu upaya Rasulullah
adalah dengan menerapkan karantina atau isolasi terhadap penderita. Ketika itu
Rasul memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat para penderita kusta
tersebut. Dengan demikian, metode karantina telah diterapkan sejak zaman
Rasulullah untuk mencegah wabah penyakit menular menjalar ke wilayah lain.
Untuk memastikan perintah tersebut dilaksanakan, Rasul membangun tembok di
sekitar daerah wabah.
Rasulullah
juga pernah memperingatkan umatnya untuk jangan mendekati wilayah yang sedang
terkena wabah. Sebaliknya, jika sedang berada di tempat yang terkena wabah,
mereka dilarang untuk keluar. Beliau bersabda: “Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian
memasuki wilayah tersebut. Sebaliknya jika wabah itu terjadi di tempat kalian
tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu” (HR. Al-Bukhari).
Ketiga, kita bertawakkal
Tawakkal artinya berserah diri sepenuhnya kepada Alloh. Artinya setalah
kita berdoa dan berikhtiar . Kita tawakkalkan diri kita kepadaNya. Karena hidup
dan mati kita sebagai seorang hamba semua berada di tanganNya
Semoga bermanfaat......!!!!
Related Posted:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar